Senin, 22 September 2008

DOSA-DOSAKU

MUNGKINKAH DOSA TERAMPUNKAN........?
MUNGKINKAH DOSA TERHAPUSKAN........?
MUNGKINKAH DOSA TERSUCIKAN........?
MUNGKINKAH TUHAN MEMAAFKAN.......?
DOSA-DOSA YANG TELAH TERLAKUKA
MUNGKINKAH TUHAN MENGHAPUSKAN......?
MUNGKINKAH TUHAN MENSUCIKAN.......?
NODA-NODA DALAM KEDUSTAAN
INI ADALAH MALAM KE 23 RAMADHAN
MALAM DIMANA TURUNYA SERIBU KEBAIKAN
MALAM DIMANA DIBUKAKANYA BERIBU PINTU SURGA TUHAN
TUK DIBERIKAN PADA INSAN YANG BERIMAN
TUK DIBERIKAN PADA MEREKA YANG MAHU MENADAKAN TANGAN
TUK MEREKA YANG BERDIKIR MENYERUKAN KEBESARAN TUHAN
TUK MEREKA YANG MAHU RENDAHKAN KENINGNYA DALAM KEIMANAN
TUK MEREKA YANG MAHU LIPATKAN LUTUT TUK BERSUJUD
BERHARAP RIDHO DAN AMPUNANNYA...

SABDA HATI 22092008

Honey... dalam namamu ada cinta yang selalu berikan spirit buat diriku, namamu larut dalam aliran darah dalam nadiku, kau menyatu dan lebur dalam sukma dalam tubuh beri sejuta kisah indah tuk kau rajut bersama kanda. Honey... kaulah jiwa, kaulah raga dan kaulah hidup dalam dunia indah tanpa dusta. nafasmu sejukkan jiwaku dari gerah bumi yang mulai ternoda oleh ulah tangan manusia tak berasa, kau sejukkan doriku dengan desah nafas cintamu yang indah dalam segala suasana; suka-duka,tangis-tawa, sedih-bahagia semua itu adalah warna cerah yang kau berikan tuk cinta kita.
Adalah dirimu yang selalu beri indah dalam dunia, adalah dirimu cahaya pemberi terang pada tiap gelap yang menjelang, adalah dirimu semilir angin kasih pemberi sejuk pada tiap sedih menghampiri. Kau teman dalan kesedihan kau sahabat dalam duka yang menyayat kau kasih dalam tiap sepi, sedih dan bahagia penawar perih. Kasih kau bidadari dari alam surgawi, kau permaisuri dalam istana hati yang temani diriku hari ini, esok dan sampai nanti. I LOVE YOU HONEY...

Arti Cinta Menurut Al-quran


Menurut al Qur’an, manusia diciptakan Alloh SWT berpasangan lelaki - perempuan dan kepada mereka dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang, dan sudah menjadi fitrahnya bahwa manusia ingin mencintai dan dicintai. Tercapainya kebutuhan cinta itu, jika ditunaikan secara benar maka hal itu akan membuat manusia merasa tenteram , tenang dan bahagia, sebaliknya cinta tidak mengikuti prosedur akan mengantar pada penderitaan.
Dalam al Qur’an perasaan cinta antar laki perempuan disebut dengan term mawaddah, rahmah, (Q/30:31) syaghafa,(Q/12:30) mail (Q/4:129), dan hubb-mahabbah (Q/12:30). Term yang berbeda-beda itu menunjuk pada rumit, mendalam dan ragamnya cinta. Cinta memang memiliki dimensi yang sangat luas dan mendalam dimana perbedaan karakteristik itu akan membawa implikasi pada perbedaan tingkah laku.
Cinta itu sendiri diungkap dalam bahasa Arab dengan tiga kelompok karakteristik, yaitu (1) apresiatip (ta`dzim), (2) penuh perhatian (ihtimaman) dan (3) cinta (mahabbah). Yang pertama, orang yang dicintai itu menempati kedudukan harimau atau pedang, (yang ditakuti dan dikagumi), yang kedua seperti bencana (yang harus diwaspadai) dan ketiga seperti minuman keras (yang membuat ketagihan).
Tiga kelompok karakteristik itu terkumpul dalam ungkapan mahabbah, orangnya disebut habib, habibah atau mahbub. Secara lebih spesifik, bahasa Arab menyebut dengan enam puluh istilah jenis cinta, seperti `isyqun (dalam bahasa Indonesia menjadi asyik), hilm, gharam (asmara), wajd, syauq, lahf dan sebagainya, tetapi Al Qur’an hanya menyebut enam term saja
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
(3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh SWT, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta Mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta Syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta Ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta Shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).
7. Cinta Syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Cinta Kulfah, yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H


Salah dan lupa itu adalah sifat manusia
Kebenaran adalah milik Allah
dan sebaik-baik manusia adalah bukan yang tak pernah berbuat salah tapi sebaik-baik manusia adalah yang mahu mengakui kesalahannya dan mahu belajar dari kesalahan untuk perbaikan dirinya.
Memberi maaf itu sangat sulit tapi lebih sulit lagi meminta maaf atas kesalahan kita.
Selamat hari raya idul fitri Mohon maaf lahir batin. "maafkan atas segala kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tak disengaja"

Minggu, 21 September 2008

SABAR & SYUKUR

Allah memposisikan orang-orang yang sabar dalam posisi yang mulia, banyak dinyatakan didalam ayat-ayat suci Al quránul karim bahwa sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar (Inna Allaha maash Shobirin), Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Ada 3 macam sabar, yaitu:
- Sabar dalam ketaatan
- Sabar dalam kemaksiatan
Kedua sabar diatas terkait dengan ikhtiar, kemudian
- Sabar dalam menerima cobaan
Sering presepsi manusia berada pd point ini
Dan 3 macam tingkatan sabar:
1. Sabar u/ meninggalkan Hawa Nafsu setingkat dgn orang yang bertaubat
2. Sabar atas apa yang menimpa setingkat dgn orang yang Zuhud
3. Mencintai apa yang diperbuat Tuhan thd diri kita setingkat dgn orang yang Siddiq
Bahkan ketika usaha kita u/ bersabar tidak dirasakan berat maka sdh termasuk SABAR
Penjabaran dari 3 macam sabar:

1. Sabar dalam Ketaatan
Pada dasarnya manusia memiliki 2 macam keadaan, yaitu:
- Sesuai dgn Hawa Nafsu Keadaan ini paling sulit u/ dikendalikan, shg kerap kali manusia menjadi melampui batas. Sabar dalam kesenangan lebih sulit dibandingkan ketka kita dalam keadaan sulit/ tertimpa musibah. Orang miskin lebih mudah bersabar dibandingkan orang kaya. Oleh karena itu harus bisa mengontrol diri
- Tdk sesuai dgn Hawa Nafsu Terkait dgn ikhtiar. Ketaatan merupakan lawan dr Hawa Nafsu, karena sebenarnya tabiat jiwa manusia tidak suka pada ubudiyah tapi lebih menyukai rubbubiyah.

2. Sabar dalam kemaksiatan
Hal ini juga terkait dgn ikhtiar manusia, seperti yang terdapat didalam Q.S. 16:90
,,Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran’’.
Namun kemaksiatan itu sendiri pada dasarnya sesuai dgn dorongan Hawa Nafsu.

3. Sabar dalam menerima cobaan
Point ini terlepas dari ikhtiar manusia. Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ´´Sabar pada benturan pertama memiliki 900 tingkatan…“.
Sabar merupakan barang dagangan para Nabi. Dalam sebuah kisah Rasulullah menyuruh seorang ibu u/ bersabar atas kematian anaknya dimana ia meraung dan menangis menjerit. Namun ia malah berkata, “Engkau tidak mengerti kepedihanku“. Kemudian Rasulullah pergi. Dan salah seorang sahabat menegur ibu tsbt, ‘’Tahukah kau siapa yang barusan memberikanmu nasihat? Ia adalah Rasulullah’’. Kemudian ibu tsbt pergi mengejar Rasulullah dan mengatakan,’’Ya Rasulullah aku sabar, aku ridho’’. Tapi Rasulullah mengatakan,’’Sabar itu adalah pada benturan yang pertama’’.
‘’Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah melainkan ia mengucapkan Innalillahi wa inna illaihi roojiún’’ (H.R. Muslim)
Derajat Sabar ialah dgn tidak ada kebencian (tidak mempertanyakan) terhadap musibah yang menimpa. Sehingga yang harus ditampakkan adalah RIDHO, bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak-Nya. Sabar yang baik adalah bila orang yang tertimpa musibah tersebut tidak diketahui oleh orang lain (ia tidak mengumbar perihal musibahnya tsbt ke orang lain). Dan tidak dikeluarkan dari kata sabar apabila dgn linangan air mata.
Allahlah yang menurunkan penyakit dan memberikannya obat. Setiap penyakit diperlukan ilmu dan amal. Agama dan ilmu merupakan jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada.
Cara memperkuat/menumbuhkan sabar:
- Bermujahadah (bersungguh-sungguh); dengan pengetahuan yang kuat akan memperkuat agama dan iman
- Melatih dorongan Agama u/ melawan dorongan Hawa Nafsu; diperlukan PEMBIASAAN, seperti pembiasaan pada anak kecil juga dgn kekuatan agama

SYUKUR

Dalam sebuah hadist dikatakan:
‘Sungguh aneh perkara orang mu´min, ketika diberi cobaan ia bersabar dan ketika diberi nikmat ia bersyukur`
Syukur berarti tidak hanya dalam hati mengakui tapi juga dalam ibadah dan amal perkataan.
Agar dapat bersyukur diperlukan:
1. Ilmu
2. Kondisi spiritual
3. Amal perbuatan
Pemberi segala nikmat adalah ALLAH, namun seringkali kita menganggap bahwa semua itu karena diri sendiri dan mengenyampingkan Allah. Bersyukur bukan tentang nikmat yang diberikan, tapi bersyukur kepada pemberi nikmat itu sendiri. Kita memberikan kegembiraan kita kepada pemberi nikmat akan nikmat tsbt. Namun seringkali syukur kita masih ditempatkan kepada nikmat & pemberian nikmat tsbt, bukan kepada ALLAH.

Jumat, 19 September 2008

JALAN PANJANG MENUJU RIDLO ILLAHI

Jalan bentang diantara dua bukit...
Penghubung dua tebing yang berbeda
Adalah pelintasan diatas jurang yang curam
Yang menyatukan dua sisi jurang yang bersebelahan

Engkau...
Dari bambukah...
Dari betonkah...
Dari kayukah...
Kau jalan bentang diantara dua tebing

Ku tak lihat dari apa kau terbuat
Ku tak Lihat seberapa kau jauh membentang
Ku tak tahu seberapa kuat engkau engkau tegak menjulang
Korbankan badan tuk satukan dua tebing yang berseberang

Engkau...
Berapa banyak terima kasih yang telah kau pegang?
Berapa kaki yang telah menginjak punggungmu?
Tuk lintasimu ukir sejarah hidup dengan sendu...

Jumat, 05 September 2008

ALBUM