Kamis, 23 Oktober 2008

PERUBAHAN



Berubah….
Semua yang ada dan hidup di bumi ciptaan-Nya pastilah berubah
Muda menjadi tua, tua menjadi tak berdaya
Daya menjadi tak berdaya
kuat menjadi lemah, lemah menjadi tak kuasa
Siang-malam, pagi-petang adalah merupakan sunnah-Nya
Malam menjelang bulan dan bintang pun terang
Gelap datang sisihkan terik mentari yang melanglang
Siang datang mentaripun menjelang
Singkap tabir malam yang di penuhi hias bintang
Burung menari berseri hanya ada ketika pagi
Dari pemakan biji hingga pemakan padi petani
Burung pulang ketika sore menjelang
Bersama senja merah pertanda gelap kan segera menjelang.
Begitulah waktu berputar
Yang terkadang kita tak bisa menghindar
Kadang Perubahan tampak dan pudar
Bagai senja kuning pagi yang membinar.
Asa, cita dan cinta adalah kisah
Harapan dan mimpi adalah kehidupan
Yang semua itu kan jadi tujuan akan masa yang kan datang...!!!

Selasa, 21 Oktober 2008

KEKERASAN atas NAMA AGAMA

TINDAKAN kekerasan, brutalitas, bahkan peperangan atas nama agama bukan barang baru dalam sejarah peradaban (kebiadaban) manusia. Pelaku tindakan ini merasa paling beriman di muka bumi. Karena menganggap diri sebagai makhluk agung di antara manusia, mereka mengangkat dirinya sebagai orang yang paling dekat dengan Tuhan.
Karena itu, mereka berhak memonopoli kebenaran. Seakan-akan mereka telah menjadi wakil Tuhan yang sah untuk mengatur dunia ini berdasarkan tafsiran monolitik mereka terhadap teks suci. Perkara pihak lain akan mati, terancam, binasa, dan babak belur akibat perbuatan anarkis mereka, sama sekali tidak menjadi pertimbangan. Inilah jenis manusia yang punya hobi "membuat kebinasaan di muka bumi", tetapi merasa telah berbuat baik.
Seorang Presiden, George W. Bush, penganut Kristen puritan fundamentalis telah memakai agama untuk menghancurkan bangsa lain yang tak berdaya dengan seribu dalih. Perkembangan terakhir menunjukkan semakin banyak tentara Amerika yang bunuh diri karena diimpit suasana putus asa: perang di Afghanistan dan Irak tidak kunjung usai. Mereka memilih mati berkalang tanah daripada hidup becermin mayat. Itu belum lagi yang menjadi gila, rusak ingatan akibat perang yang dipaksakan. Bush dan para pendukungnya yang haus darah tidak hirau dengan semuanya ini.
Sementara itu, di kalangan segelintir Muslim, termasuk di Indonesia yang berkoar anti-Barat, atas nama agama telah membencanai tempat-tempat ibadah, perkantoran, bahkan rumah-rumah mereka yang berbeda agama atau mereka yang dianggap sesat dengan menggunakan fatwa MUI. Para pengrusak ini dari sudut pandang sistem nilai tidak banyak berbeda dengan Bush yang secara lahiriah ditentang oleh mereka. Di sinilah ironi itu berlaku. Dalam retorika politik, mereka seperti bermusuhan. Tetapi, dalam kelakuan, mereka bersahabat. Bedanya, Bush merusak dalam skala besar dengan persenjataan modern, sedangkan mereka dalam skala kecil, seperti dengan memakai pentungan, golok, linggis, dan lain-lain. Sementara itu, aparat seperti tidak mampu menghalangi mereka.
Dengan mengatakan demikian, anda jangan salah paham bila dikaitkan dengan paham Ahmadiyah yang jadi berita besar sekarang ini. Secara teologis, saya menolak 200 persen pendapat yang mengatakan bahwa ada nabi pasca-Muhammad, sekalipun katanya tidak membawa syariat. Jika memang begitu, mengapa harus dihadirkan nabi baru? Di sinilah saya gagal memahami kehadiran aliran Ahmadiyah. Mengapa tidak kembali saja kepada ajaran Islam semula. Adapun jika Ghulam Ahmad dipercayai sebagai pembaru, mungkin masalahnya tidak menjadi ruwet, sekalipun sebagian besar umat Islam tidak mengakuinya.
Sepanjang sejarah Islam selama sekian abad, umat yang percaya kepada kemunculan pembaru bukan barang baru, tetapi hanya sebagian tokoh yang memercayainya. Dengan pernyataan ini, posisi saya tentang Ahmadiyah sudah sangat gamblang. Memang dalam beberapa hadis dikatakan tentang akan turunnya nabi Isa sebelum kiamat. Dan katanya, Ghulam Ahmadlah orangnya.
Saya sungguh berharap agar hadis-hadis serupa ini diteliti kembali, sebab implikasinya sangat dahsyat. Maksud saya, jika Isa masih harus turun kembali, berarti misi Muhammad gagal. Saya tidak percaya bahwa nabi Isa masih hidup, karena dia adalah manusia biasa yang atas dirinya berlaku sepenuhnya hukum alam: lahir, dewasa, tua, dan mati. Tetapi, Alquran membantah bahwa kematian nabi Isa karena disalib. Masalah ini biarlah tidak diperdebatkan panjang-panjang, sebab saudara-saudara Kristen kita memercayai bahwa Isa mati di kayu salib. Kita tidak perlu memasuki teologi mereka.
Kembali kepada masalah kekerasan atas nama agama. Saya akan membela sepenuhnya posisi Ahmadiyah jika mereka dizalimi, hak milik mereka dirampok, dan keluarga mereka diusir. Ini perbuatan biadab karena pengikut Ahmadiyah itu punya hak yang sama dengan warga negara Indonesia yang lain menurut konstitusi Indonesia. Jika mereka dizalimi, aparat dan kita semua wajib melindungi mereka. Bahkan, seorang warga negara Indonesia penganut ateisme, tetapi patuh kepada UUD, tidak ada hak kita untuk membinasakan mereka. Kita bisa bergaul dengan mereka dalam masalah-masalah keduniaan. Mereka juga punya hak hidup dengan ateismenya.
Di sinilah pentingnya kita memahami secara jujur diktum Alquran dalam Albaqarah ayat 256, "Tidak ada paksaan dalam agama." Jika Tuhan tidak mau memaksa hambanya untuk memeluk atau tidak memeluk agama, mengapa kita manusia mau main paksa atas nama Tuhan? Sikap semacam inilah yang bikin kacau masyarakat. Oleh karena itu, Alquran jangan dibawa-bawa untuk menindas orang lain. Kekerasan atas nama agama adalah pengkhianatan yang nyata terhadap hakikat agama itu sendiri.

Sabtu, 11 Oktober 2008

Ahlu Sunnah wa al-Jamaah Sebagai Manhaj al-Fikr atau Mazhab?

Berfikir jernih, luwes dan kreatif tanpa tedeng aling-aling adalah sebuah cita-cita luhur intelektual muda NU yang menyerap banyak literatur baru dalam hidupnya. Sebuah usaha yang mendapat kecaman hebat dari para kyai berkaitan dengan tradisi lama yang dibangun.

Konsep Ahlussunnah wal Jama’ah adalah satu dari banyak objek pemikiran yang ingin dilacak kebenarannya oleh intelektual muda tersebut. Benarkah pemahaman Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah kita saat ini? Adakah ia sebuah tradisi yang tak bisa diberantas (Aqidah) atau hanyalah sebuah pemikiran yang debatable?

Apapun ia, tentunya menjadi sebuah hal yang unik dan menarik untuk dibicarakan. Betapa tidak? Ketika para intelektual muda NU bergeliat mencari makna kebenaran Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah yang dikultuskan dan menjadi unthoughtable para kiai justru akhirnya merasa terancam eksistensinya. Ada apa dibalik semua ini? Said Aqil Siradj, seorang pemikir muda NU yang banyak menyoroti tentang hal ini dan akhirnya mendapatkan nasib yang sama dengan sesama intelektualis mendasarkan bahwa hapuslah asumsi awal yang menyatakan ini sebagai madzhab pokok.

Dalam beberapa runutan pemikiran berikutnya, ia banyak menjelaskan bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah lahir dengan sebab bahwa ini adalah pondasi ideologi yang tak bisa ditawar-tawar. Pemahaman ini kemudian dikembalikan dengan watak asli Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah yang memberikan otoritas penuh kepada ulama untuk mempertahankan ilmu dan hak atas menafsirkan agama dari kesembronoan anak muda. Sebuah bangunan pengetahuan yang dibenturkan dengan prinsip berfikir yang tawassuth (Moderat), tawazun (keseimbangan), dan ta’adul (keadilan) yang menjadi pembuka wacana inteletualitas ditubuh NU.

Satu kesimpulan awal yang diambil dari pemaparan diatas adalah para ulama merasa jijik dengan pembaharuan yang berefek pada pengutak-atikan ideologi yang diajarkan sebagai pondasi awal di pesantren berbasis NU. Jika dilakukan hal demikian, hancurlah pondasi yang selama ini dibangun, selain pengkultusan yang juga akan hilang begitu saja, sebuah penghormatan tinggi kepada kiai.

Berkembangnya dugaan bahwa ini terjadi karena tradisi Islam yang ada juga masih menimbulkan pertanyaan, karena Islam bukan lahir di Indonesia tetapi tersebar sampai ke negara ini. Maka, kemudian yang terjadi adalah bahwa Islam mengelaborasikan diri terhadap tradisi bangsa ini dengan meng-Islam-kan beberapa diantaranya. Persinggungan inipun menjadi sebuah masalah, bukan hanya karena belum berhasilnya menghilangkan rasa ketradisian yang asli, tetapi juga pada sebuah pertanyaan apakah sebuah tradisi Islam yang ada adalah tradisi asli dari bangsa Arab? atau jangan-jangan sudah terakulturasi dengan budaya Gujarat?. Hal ini menjadi sebuah pemikiran serius tersendiri dalam mencapai sebuah kebenaran.

Lebih lanjut, konstruksi pemikiran yang ada sejatinya haruslah dihapuskan jika memang mau membahas konsep Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah dengan lebih komprehensip. Kalau tidak, yang ada adalah stempelisasi. Pemurtadan terhadap ideologi yang ada, karena mengutak-atik yang dianggap tak akan bersalah dan tak dapat disalahkan. Pemahaman yang sejati tentang makna Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah dan perdebatannya memang diakui haruslah dimulai dari sebuah asumsi bahwa ia adalah sebuah Manhaj al-Fikr (metode berpikir), bukan madzab yang berkarakteristik sebagaimana di atas.

BAGIAN I
Ahlussunnah wal Jama’ah Sebagai Manhaj al-Fikr

Perspektif Sosial Ekonomi

Menyangkut bagaimana Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah dikerangkakan sebagai alat baca, perlu kiranya kita mulai pembacaan dan identifikasi persoalan yang dilanjutkan dengan perumusan kerangka teoritis dengan dilengkapi kerangka tawaran langkah-langkah yang akan kita ambil baik strategis maupun taktis.

Pertama, perlunya pembacaan yang cukup cermat atas realitas sosial ekonomi Indonesia. Ini diperlukan terutama untuk mengurai lapis-lapis persoalan yang ada dan melingkupi kehidupan sosial-ekonomi kita. Di antara beberapa persoalan yang harus kita dekati dalam konteks ini adalah; Pertama, fenomena kapitalisme global yang termanifestasikan melalui keberadaan WTO, world bank dan juga IMF, serta institusi-institusi pendukungnya. Kedua, semakin menguatnya institusi-institusi ekonmi kepanjangan tangan kekuatan global tersebut di dalam negeri. Kekuatan-kekuatan tersebut memanifest melalui kekuatan bisnis modal dalam negeri yang berkolaborasi dengan kekutaan ekonomi global, ataupun melalui TNC atau MNC. Ketiga, liberalisasi barang dan jasa yang sangat berdampak pada regulasi barang dan jasa ekspor -impor.

Fenomena pertama berjalan dengan kebutuhan pasar dalam negeri yang sedang mengalami kelesuan investasi dan kemudian mendorong pemerintah untuk mengajukan proposal kredit kepada IMF dan WB. Pengajuan kredit tersebut membawa konsekuensi yang cukup signifikan karena Indonesia semakin terintegrasi dengan ekonomi global. Hal ini secara praktis menjadikan Indonesia harus tunduk pada berbagai klausul dan aturan yang digariskan baik oleh WB maupun IMF sebagai persyaratan pencairan kredit. Dan aturan-aturan itulah yang kemudian kita kenal dengan structural adjustment program (SAP), yang antara lain berwujud pada; Pertama, pengurangan belanja untuk pembiayaan dalam negeri yang akan berakibat pada pemotongan subsidi masyarakat. Kedua, dinaikkannya pajak untuk menutupi kekurangan pembiayaan akibat diketatkan APBN. Ketiga, peningkatan suku bunga perbankan untuk menekan laju inflasi. Keempat, liberalisasi pasar yang berakibat pada terjadinya konsentrasi penguasaan modal pada segelontir orang dan liberalisasi perdagangan yang mengakibatakan munculnya penguasaan sektor industri oleh kelompok yang terbatas. Kelima, privatisasi BUMN yang berakibat pada penguasaan asst-aset BUMN oleh para pemilik asing. Keenam, restrukturisasi kelayakan usaha yang mengakibatkan munculnya standar usaha yang akan mempersulit para pelaku usaha menengah dan kecil.

Karakter umum liberalisasi yang lebih memberikan kemudahan bagi arus masuk barang dan jasa (termasuk invesasi asing) dari luar negeri pada gilirannya akan mengakibatkan lemahnya produksi domestic karena harus bersaing dengan produk barang dan jasa luar negeri. Sementara di level kebijakan pemerintah semakin tidak diberi kewenangan untuk mempengaruhi regulasi ekonomi yang telah diambil alih sepenuhnya oleh pasar. Sebuah ciri dasar dari formasi sosial neo-liberal yang menempatkan pasar sebagai aktor utama. Sehingga pengelolaan ekonomi selanjutnya tunduk pada mekanisme pasar yang float dan fluktuatif.

Implikasi yang muncul dari pelaksanaan SAP ini pada sektor ekonomi basis (petani, peternak, buruh, dan lain sebagainya) adalah terjadinya pemiskinan sebagai akibat kesulitan-kesulitan stuktural yang mereka hadapi akibatnya menguntungkan investor asing. Terlebih ketika sektor ekonomi memperkenalkan istilah foreign direct investment (FDI) yang membawa arus deras investor asing masuk ke Indonesia secara langsung. Derasnya arus investasi yang difasilitasi oleh berbagai kebijakan tersebut pada gilirannya akan melemahkan para pelaku usaha kecil dan menengah.

Dari akumulasi berbagai persoalan tersebut, ada beberapa garis besar catatan kita atas realitas sosial-ekonomi; Pertama, tidak adanya keberpihakan Negara kepada rakyat. Ini bisa kita tengarai dengan keberpihakan yang begitu besar terhadap kekeutan-kekuatan modal internasional yang pada satu segi berimbas pada marjinalisasi besar-besaran terhadap kepentingan umat. Terhadap persoalan tersebut kita perlu mengerangkan sebuah model pengukuran pemihakan kebijakan. Dalam khazanah klasik kita mengenal satu kaidah yang menyatakan bahwa kebijakan seorang imam harus senantiasa mengarah kepada tercapainya kemaslahatan umat (Tasarruf al-Imam ‘ala al-Raiyati manuntun bi al-Maslahah).

Kedua, tidak terwujudnya keadilan ekonomi secara luas. Arus investasi yang mendorong laju industrialisasi pada satu segi memang positif dalam hal mampu menyerap tenaga kerja dalam negeri. Namun pada segi yang lain menempatkan pekrja pada sebagi pihak yang sangat dirugikan. Dalam point ini kita menemukan tidak adanya keseimbngan distribusi hasil antara pihak investor dengan tenaga kerja. investor selalu berada dalam posisi yang diuntungkan, sementara pekerja selalu dalam posisi yang dirugiakn. Sebuah kondisi yang akan mendorong terjadinya konglomerasi secara besar-besaran. Sehingga diperlukan pemikiran untuk menawarkan jalan penyelesaian melalui apa yang kita kenal dengan profit sharing. Yang dalam khazanah klasik kita kenal dengan mudharabah ataupun mukhabarah. Sehingga secara opertif pemodal dan pekerja terikat satu hubungan yang saling menguntungkan dan selanjutnya berakibat pada produktifitaas kerja.

Ketiga, pemberian reward kepada pekerja tidak bisa menjawab kebutuhan yang ditanggung oleh pekerja. Standarisasi UMR sangat mungkin dimanipulasi oleh perusahaan dan segi tertentu mengkebiri hak-hak pekerja. Ini terjadi karena hanya didasarkan pada nilai nominal dan bukan kontribusi dalam proses produksi. Dalam persoalan ini kita ingin menawarkan modal manajemen upah yang didasarkan pada prosentasi kontribusi yang diberikan oleh pekerja kepada perusahaan ataupun proses produksi secara umum. Standarisasi yang kita sebut dengan UPH (upah prosentasi hasil) pada seluruh sektor ekonomi. Salah satu pertimbangan usulan ini adalah kaidah atau sebuah ayat bahwa harus ada distribusi kekayaan dalam tubuh umat itu secara adil dan merata untuk mencegah adanya konglomerasi ekonomi.

Keempat, tidak adanya perlindungan hukum terhadap pekerja. Hal ini bisa kita lihat dari maraknya kasus PHK sepihak yang dilakukan oleh perusahaan. Ataupun contoh lain yang mengindikasikan satu kecenderungan bahwa kebijakan-kebijakan Negara lebih banyak diorientasikan semata untuk menarik investasi sebesar-besarnya tanpa pernah memikirkan implikasi yang akan muncul dilapangan. Termasuk potensi dirugikannya masyarakat baik secara ekologis (lingkungan dalam kaitannya dengan limbah industri), ekonomis (tidak berimbangnya penghasilan dengan daya beli), ataupun secara geografis (dalam hal semakin berkurangnya lahan pertanian ataupun perkebunan). Hampir tidak ada klausul level ini kita menuntut pemberlakuan undang-undang pasal 28b UUd 1945 serta perlakuan perlindungan hak pekerja yang dicetuskan kepada konferensi ILO.

Kelima, perlunya masyaraakat dilibatkan dalam pembicaraan mengenai hal-hal penting berkaitan dengan pembuatan rencana kebijakn investasi dan kebijakan-kebijakan lain yang berhubungan secara langsung dengan hajat hidup orang banyak. Ini diperlukan untuk mengantisipasi potensi resistan yang ada dalam masyarakat termasuk scenario plan dari setiap kebijakan. Berkaitan dengan ini smapai di level kabupaten/kotamadya bahkan tingkat desa masih terdapat ketidakadilan informasi kepada masyarakat. Sehingga masyarakat hampir-hampir tidak mengetahui apa yang telah, sedang dan akan dilakukan pemerintah di wilayah mereka. Kondisi demikian pada banyak level akan merugikan masyarakat yang seharusnya mengetahui informasi-informasi tersebut secara merata.

Hal lain yang juga menyangkut persoalan ekonomi adalah perlunya elaborasi atas rujukan-rujukan fiqhiyah (termasuk ushul fiqh) bagi kerangka-kerangka operasional Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah sebagai manhaj al-fikr. Kebutuhan akan elaborasi ini dirasa sangat mendadak, terutama mengingat adanya kebingungan di beberapa tempat menyangkut ideologi dasar PMII dan kerangka paradigmanya terlebih jika dikaitkan dengan kemapuan Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah untuk menyediakan kerangka operatif yang akan memandu kader-kader PMII dilapangan masing-masing.

Pembicaraan mengenai berbagai persoalan tersebut mengantar kita untuk menawarkan langkah praktis berupa kerangka pengembangan ekonomi yang kemudian kita sebut sebagai konsep ekonomi bedikari. Konsep ini secara umum bisa kita definisikan sebagai konepsi pengelolaan ekonomi yang dibangun di atas kemampuan kita sebagai sebuah Negara.untuk mendukung tawaran tersebut, lima langkah stategis kita usulkan; Pertama, adanya penyadaran terhadap masyarakat tentang struktur penindasan yang terjadi. Kedua, penghentian hutang luar negeri. Ketiga, adanya internalisasi ekonomi Negara. Keempat, pemberlakuan ekonomi political dumping. Kelima, maksimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dengan pemanfaatan tekhnologi berbasis masyarakat lokal (society-based technology).

Secara taktis langkah yang kita tawarkan yaitu: Pertama, perlunya sosialisasi atau kampanye tentang struktur penindasan yang terjadi pada masyarakat. Kedua, advokasi kepada masyarakat. Ketiga, perlunya penegasan pembenahan pertanggungjawaban pengelolaan hutang luar negeri langsung kepada presiden ketika meletakkan jabatan. Keempat, penggunaan dan maksimalisasi seluruh resources dalam negeri (sumber daya alam, pemanfaatan SDM, kultur dan juga pengetahuan). Kelima, nasionalisasi tekhnologi internasional.

BAGIAN II
Ahlu Sunnah wa al- Jama’ah Sebagai Manhaj al-Fikr

Prespektif Sosial Politik, Hukum dan HAM

Akar permasalahan sosial, politik, hukum dan HAM terletak pada masalah kebijakan (policy). Satu kebijakan seyogyanya berdiri seimbang di tengah relasi “saling sadar” antara pemerintah, masyarakat dan pasar. Tidak mungkin membayangkan satu kebijakan hanya menekan aspek kepentingan pemerintah tanpa melibatkan masyarakat. Dalam satu kebijakan harus senantiasa melihat dinamika yang bergerak di orbit pasar. Dalam kasus yang lain tidak bias jika kemudian pemerintah hanya mempertimbangkan selera pasar tanpa melibatkan masyarakat didalamnya.

Persoalan muncul ketika: Pertama, kebijakan dalam tahap perencanaan, penetapan, dan pelaksanaannya seringkali monopoli oleh pemerintah. Dan selama ini kita melihat sedikit sekali preseden yang menunjukan keseriusan pemerintah untuk melibatkan masyarakat. Kedua, kecendrungan pemerintah untuk selalu tunduk kepada kepentingan pasar, sehingga pada beebrapa segi seringkali mengabaikan kepentingan masyarakat. Kedua kondisi tersebut jika dibiarkan akan menggiring masyarakat pada posisi yang selalu dikorbankan atas nama kepentingan pemerintah dan selera pasar. Dan akan menciptakan kondisi yang memfasilitasi tumbuhnya dominasi dan bahkan otoritarianisme baru.

Kecendrungan demikian pada beberapa segi mewakili kepentingan untuk melakukan sentralisasi kekuasaan yang akan mengakibatkan munculnya kembali kedzaliman, ketidakadilan, dan ketidaksejahteraan. Dalam realitas demikian harus dilakukan desentralisasi sebagai memecah konsentrasi kekuasaan oleh satu pihak secara dominan. Yakni upaya balancing of power, yang diorientasikan untuk mendorong terjadinya perimbangan kekuatan, baik kekuatan masyarakat sipil, kekuatan pasar maupun kekuatan pemerintah. Bagaimana kemudian PMII merumuskan strategi gerakannya dalam menyikapi kondisi demikian, adalah pekerjaan rumah yang harus segera kita selesaikan. Ini diperlukan terutama untuk memberikan panduan bagi kolektivitas gerakan kader PMII. Selama ini, PMII sebagai organisasi pergerakan masih bergerak di tempat, oleh karena itu ke depan perlu adanya strategi gerakan PMII untuk menyikapi itu.

Strategi gerakan PMII seharusnya mencakup dua aspek, yaitu internal dan eksternal. Strategi pertama, yaitu melakukan penguatan internal PMII yang meliputi strategi perjuangan, membangun pandangan hidup, dan pegangan hidup. Sehingga, PMII diharapakan memiliki daya dobrak terhadap kekuatan-kekuatan dominan dan otoriter. Yang kedua, aspek eksternal. PMII harus melakuakan penyegaran terhadap masyarakat bawah atau sipil atas ketertindasannya dari kekuatan dominan. Dan selanjutnya adalah PMII harus bisa mengupayakan atau menembus infra struktural terutama dalam persoalan media, karena selama ini masih kalah dengan “Inul”. PMII harus bisa melakukan bargaining power dengan pemerintah melalui jalan struktural, termasuk melakuakan gerakan empowering civil society.

Kemudian kaitannya dengan Ahlussunnah wal Jama’ah yang juga menjadi nilai dasar (NDP) PMII, dimana substansinya adalah jalan tengah, maka sudah sepatutnya bahwa PMII memposisikan diri di tengah untuk mencari titik temu sebagai solusi. Dengan sikap seperti itu, PMII mengikuti nilai Ahlussunnah wal Jama’ah. Nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah seperti tawazun, akan dapat melahirkan nilai Ahlussunnah wal Jama’ah yang ta’adul. Dalam hal ini, yang menjadi titik tekan adalah dengan strategi dapat meruntuhkan kekuasaan dominan dan otoriter yang pada akhirnya bermuara menjadi gerakan revolusiner.

Jika demikian, PMII harus menjawab pertanyaan tersebut. Kalaupun harus, maka cara revolusioner itu ditempuh sebagai langkah terakhir. Maka yang harus dilakukan PMII adalah gerakan revolusi dengan maksud merubah tatanan, tapi bukan sengaja membuat kekerasan untuk menuju tatanan yang lebih baik dengan alasan kemaslahatan. Ketika pemerintah itu otoriter, jelas tidak selaras dengan nilai-nilai dalam PMII, tasharrufal-al-imam manutun ‘ala raiyyati kaitannya dengan kulluklum ra’in wa kullukum mas’ulunan raiyytih. Meski disadari, memperbaiki tatanan merupakan pekerjaan yang tidak mudah, apalagi tatanan tersebut bersifat otoriter. Sudah sepatutnya PMII bergerak merubahnya. Upaya serius menstransformasikan nilai-nilai Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah sebagai salah satu sistem nilai yang terpatri menjadi ideologi pergerakan PMII adalah mendesak, termasuk dalam menata ulang kondisi sosial politik yang amburadul.

Sekali lagi, cara revolusioner merupakan langkah akhir . ketika ada alternatif lain win win solution atau ishlah bisa ditawarkan, maka cara revolusioner meski dihindarkan. Saat ini kondisi sosial politik Indonesia mengalami degradasi luar biasa. Ada empat variabel yang dapat membantu mencari akar persoalan.

Pertama, Negara dan pemerintahan. Dalam hal ini belum mampu menjawab tuntutan masyarakat kelas bawah. Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang sebtulnya tidak berpihak pada rakyat, seperti adanya kenaikan harga-harga, merupakan salah satu pemicu munculnya ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintah sebagai penyelenggara Negara.

Kedua, militer. Pada dasarnya adanya militer adalah karena untuk mengamankan Negara dari ancaman, bukan malah mengancam. Selama 32 tahun masyarakat Indonesia mempunyai pengalaman pahit dengan perlakuan-perlakuan militer. Meski, dalam hal tersebut harus ada pemilihan, secara institusional, institusi dan secara personal. Keinginan menjadikan militer professional merupakan cerminan adanya keinginan militer untuk berubah lebih baik. Namun, penegasan dan upaya ke arah professionalitas militer masih belum cukup signifikan dan menampakkan hasil. Peran militer terutama pada wilayah sosial politik menjadi cataan tersendiri yang harus dikontrol. Bukan berarti mengeliminir hak-hak militer sebagai salah satu komponen Negara yang juga berhak mengapresiasikan kehendaknya. Tetapi karena menyadari betul, militer sangat dibutuhkan pada wilayah dan pertahanan Negara, maka tidak seharusnya menarik-narik militer ke medan politik yang jelas-jelas bukanlah arena militer.

Ketiga, kalangan sipil. Ironisnya, ketika ada keinginan membangun tatanan civil society, yang arahnya ingin membangun supermasi sipil, namun kenyataannya kalangan sipil terutama politisi sipil acapkali mengusung urusan Negara (pemerintahan) serta militer ke wilayah politik yang lebih luas. Sehingga yang terjadi adalah ketidakjelasan peran dan fungsi masing-masing.

Fungsi dan peran (pemerintahan) adalah sebagai penyelenggara bukanlah sebagai penguasa tunggal. Oleh karena itu Negara selalu dikontrol. Namun contoh yang semestinya berasal dari masyarakat ataupun kalangan poitisi yang mewakili di parleman kecendrungannya seperti dijelaskan sebelumnya, menyeret-nyeret dan seringkali mencampuradukkan urusan pemerintah dan militer ke dalam wilayaah politik. Oleh karena itu dari ketiga variabel tersebut pada kondisi kekinian yang ada, perlu penegasan dan penjelasan terhadap peran dan fungsi serta posisinya masing-masing. Terutama bagi kalangan sipil yang tereduksi menjadi kalangan politisi untuk tidak membawa kepentingan-kepentingan politiknya memasuki arena lain. Jika itu tetap berlangsung (ketidakjelasan peran dan fungsi Negara, militer dan parlemen atau parpol bahkan lembaga peradilan) maka niscaya ketidakpercayaan rakyat semakin mengkristal terhadap semua institusi tersebut.

Pada fase itu, rakyat dapat dikatakan tidak lagi membutuhkan perangkat-pernagkat seperti Negara, militer, parlemen atau parpol, dan lembaga peradilan. Realitas seperti itu dapat kita saksikan sampai hari ini. Meski telah bebrapa kali berganti kepemimpinan nasional, ternyata masalah yang timbul lebih banyak, sementara persoalan-persoalan yang lama juga belum teratasi. Oleh karena itu, menata ulang tatanan Indonesia hari ini merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dan perlu kerjasama tanpa ada campur aduk antar fungsi masing-masing.

BAGIAN III
Ahlu Sunnah wa al-Jama’ah Sebagai Manhaj al-Fikr

Presfektif Sosial Budaya

Persoalan social-budaya di Indonesia dapat dilihat dengan menggunakan; Pertama, analisa terhadap kondisi social budaya masyarakat, baik pada tingkatan lokal atau pada tingkat global. Kedua, analisa nilai-nilai budaya yang kemudian didalamnya terdapat nilai-nilai ke-Ahlussunnah wal Jama’ah-an sebagai nilai yang terpatri untuk melakukan perubahan ketika kondisi sosial budaya menjadi dasar pijakan. Dari itu semua, pembentukan karakter budaya menjadi tujuan akhirnya.

Ahlussunnah wal Jama’ah dalam konteks sosial budaya dijadikan nilai-nilai yang kemudian menjadi alat untuk melakukan perubahan sosial budaya. Ekplorasi terhadap permasalahan lokal maupun global merupakan cara untuk mengetahui akar persoalan sosial budaya yang terjadi. Bahwa pada kenyataannya globalisasi ternyata mengikis budaya lokal didalam seluruh aspek kehidupan. Globalisasi tanpa kita sadari telah merusak begitu dalam sehingga mengaburkan tata sosial budaya Indonesia. Ironsnya, masyarkat menikmati produk-produk globalisasi sementara produk lokal menjadi teralienasi.

Permasalahan lain adalah adanya dominasi dari satu masyarakat, dalam hal ini adalah budaya dominan atas masyarakat yang memilki budaya minor. Hal ini merupakan satu pergeseran nilai akibat pengaruh sosial budaya masyarkat global yang global yang cenderung matrealistis dan hedonis, sehingga yang terjadi berikutnya adalah demoralisasi bukan hanya dimasyarakat, tetapi juga sudah merambah ditingkat penyelenggara Negara, poloitisi, militer, bahkan peradilan. Maka sebetulnya dalam konteks ini, kapitalisme atau globalisasi telah melakukan hegemoni terhadap kita. Perubahan global yang datang bertubi-tubi lewat media informasi menyebabkan relatifisme pemahaman terutama pemahaman keagamaan. Mental inferor dari Negara-negara dunia ketiga, seperti Indonesia akan suit hilang karena sejalan dengan keinginan menjadi superior dari Negara-negara maju.

Berangkat dari kondisi tersebut, perlu adanya strategi budaya untuk melakukan perlawanaan ketika hegemoni kapitalisme global semakn “menggila”. Salah satu straegi itu mnejadikan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai dasar strategi gerakan. Strategi yang dimaksud bisa dalam bentuk penguatan budaya-budaya lokal.

Dalam konteks sosial budaya, posisi Negara dengan masyarakat bukanlah vis a vis tetapi sebagaimana Negara, pasar dan globalisasi secara umum dapat sejajar. Terkait denga itu, PMII harus dapat menjembatani keinginan-keinginan masyarakat terhadap Negara agar kebijakan-kebijakan Negara tidak lagi merugikan masyarakat dan tidak lagi menguntungkan kapitalis global.

PMII harus secara tegas mengambil posisi ini untuk membantu mengantisipasi dampak ekonomi pasar dan globalisasi terhadap masyarakat.

Terutama untuk penerjemahan kebijakan Negara, kebijakan ekonomi pasar kemudian globalisasi secara umum yang berdampak pada pihak local yang sebetulnya menjadi sasaran distribusi barang. Juga mempengaruhi budaya. Disisnilah peran PMII dengan seperangkat nilai-nilai idealnya seperti tawazun,tasamuh dan ta’adul menjadi dasar guna menjembatani kesenjangan antara wilayah internal masyarakat Indonesia.

Berdasarkan hal itu maka pilihan agregasi PMII harus senantiasa diorientasikan untuk mengerangkakan formulasi rekayasa sosial yang diabdiakn sebesar-besarnya bagi pemberdayaan masyarakat dihadapan Negara maupun pasar. Sehingga dapat tercipta perimbangan kekuatan yang akan memungkinkan terbentuknya satu tatanan masyarakat yang relasional-partisipatif antara Negara, pasar, PMII dan masyarakat, dimana PMII dengan masyarakat merupakan kesatuan antara system dengan subsisitem yang mencoba menjembatani masyarakat, Negara dan pasar. PMII dengan demikian berdiri dalam gerak transformasi harapan dan kebuthan masyarakat dihadapan Negara dan pasar.

Senin, 22 September 2008

DOSA-DOSAKU

MUNGKINKAH DOSA TERAMPUNKAN........?
MUNGKINKAH DOSA TERHAPUSKAN........?
MUNGKINKAH DOSA TERSUCIKAN........?
MUNGKINKAH TUHAN MEMAAFKAN.......?
DOSA-DOSA YANG TELAH TERLAKUKA
MUNGKINKAH TUHAN MENGHAPUSKAN......?
MUNGKINKAH TUHAN MENSUCIKAN.......?
NODA-NODA DALAM KEDUSTAAN
INI ADALAH MALAM KE 23 RAMADHAN
MALAM DIMANA TURUNYA SERIBU KEBAIKAN
MALAM DIMANA DIBUKAKANYA BERIBU PINTU SURGA TUHAN
TUK DIBERIKAN PADA INSAN YANG BERIMAN
TUK DIBERIKAN PADA MEREKA YANG MAHU MENADAKAN TANGAN
TUK MEREKA YANG BERDIKIR MENYERUKAN KEBESARAN TUHAN
TUK MEREKA YANG MAHU RENDAHKAN KENINGNYA DALAM KEIMANAN
TUK MEREKA YANG MAHU LIPATKAN LUTUT TUK BERSUJUD
BERHARAP RIDHO DAN AMPUNANNYA...

SABDA HATI 22092008

Honey... dalam namamu ada cinta yang selalu berikan spirit buat diriku, namamu larut dalam aliran darah dalam nadiku, kau menyatu dan lebur dalam sukma dalam tubuh beri sejuta kisah indah tuk kau rajut bersama kanda. Honey... kaulah jiwa, kaulah raga dan kaulah hidup dalam dunia indah tanpa dusta. nafasmu sejukkan jiwaku dari gerah bumi yang mulai ternoda oleh ulah tangan manusia tak berasa, kau sejukkan doriku dengan desah nafas cintamu yang indah dalam segala suasana; suka-duka,tangis-tawa, sedih-bahagia semua itu adalah warna cerah yang kau berikan tuk cinta kita.
Adalah dirimu yang selalu beri indah dalam dunia, adalah dirimu cahaya pemberi terang pada tiap gelap yang menjelang, adalah dirimu semilir angin kasih pemberi sejuk pada tiap sedih menghampiri. Kau teman dalan kesedihan kau sahabat dalam duka yang menyayat kau kasih dalam tiap sepi, sedih dan bahagia penawar perih. Kasih kau bidadari dari alam surgawi, kau permaisuri dalam istana hati yang temani diriku hari ini, esok dan sampai nanti. I LOVE YOU HONEY...

Arti Cinta Menurut Al-quran


Menurut al Qur’an, manusia diciptakan Alloh SWT berpasangan lelaki - perempuan dan kepada mereka dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang, dan sudah menjadi fitrahnya bahwa manusia ingin mencintai dan dicintai. Tercapainya kebutuhan cinta itu, jika ditunaikan secara benar maka hal itu akan membuat manusia merasa tenteram , tenang dan bahagia, sebaliknya cinta tidak mengikuti prosedur akan mengantar pada penderitaan.
Dalam al Qur’an perasaan cinta antar laki perempuan disebut dengan term mawaddah, rahmah, (Q/30:31) syaghafa,(Q/12:30) mail (Q/4:129), dan hubb-mahabbah (Q/12:30). Term yang berbeda-beda itu menunjuk pada rumit, mendalam dan ragamnya cinta. Cinta memang memiliki dimensi yang sangat luas dan mendalam dimana perbedaan karakteristik itu akan membawa implikasi pada perbedaan tingkah laku.
Cinta itu sendiri diungkap dalam bahasa Arab dengan tiga kelompok karakteristik, yaitu (1) apresiatip (ta`dzim), (2) penuh perhatian (ihtimaman) dan (3) cinta (mahabbah). Yang pertama, orang yang dicintai itu menempati kedudukan harimau atau pedang, (yang ditakuti dan dikagumi), yang kedua seperti bencana (yang harus diwaspadai) dan ketiga seperti minuman keras (yang membuat ketagihan).
Tiga kelompok karakteristik itu terkumpul dalam ungkapan mahabbah, orangnya disebut habib, habibah atau mahbub. Secara lebih spesifik, bahasa Arab menyebut dengan enam puluh istilah jenis cinta, seperti `isyqun (dalam bahasa Indonesia menjadi asyik), hilm, gharam (asmara), wajd, syauq, lahf dan sebagainya, tetapi Al Qur’an hanya menyebut enam term saja
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
(1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
(2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan
(3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh SWT, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta Mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta Syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta Ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta Shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33).
7. Cinta Syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Cinta Kulfah, yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H


Salah dan lupa itu adalah sifat manusia
Kebenaran adalah milik Allah
dan sebaik-baik manusia adalah bukan yang tak pernah berbuat salah tapi sebaik-baik manusia adalah yang mahu mengakui kesalahannya dan mahu belajar dari kesalahan untuk perbaikan dirinya.
Memberi maaf itu sangat sulit tapi lebih sulit lagi meminta maaf atas kesalahan kita.
Selamat hari raya idul fitri Mohon maaf lahir batin. "maafkan atas segala kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tak disengaja"

Minggu, 21 September 2008

SABAR & SYUKUR

Allah memposisikan orang-orang yang sabar dalam posisi yang mulia, banyak dinyatakan didalam ayat-ayat suci Al quránul karim bahwa sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar (Inna Allaha maash Shobirin), Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Ada 3 macam sabar, yaitu:
- Sabar dalam ketaatan
- Sabar dalam kemaksiatan
Kedua sabar diatas terkait dengan ikhtiar, kemudian
- Sabar dalam menerima cobaan
Sering presepsi manusia berada pd point ini
Dan 3 macam tingkatan sabar:
1. Sabar u/ meninggalkan Hawa Nafsu setingkat dgn orang yang bertaubat
2. Sabar atas apa yang menimpa setingkat dgn orang yang Zuhud
3. Mencintai apa yang diperbuat Tuhan thd diri kita setingkat dgn orang yang Siddiq
Bahkan ketika usaha kita u/ bersabar tidak dirasakan berat maka sdh termasuk SABAR
Penjabaran dari 3 macam sabar:

1. Sabar dalam Ketaatan
Pada dasarnya manusia memiliki 2 macam keadaan, yaitu:
- Sesuai dgn Hawa Nafsu Keadaan ini paling sulit u/ dikendalikan, shg kerap kali manusia menjadi melampui batas. Sabar dalam kesenangan lebih sulit dibandingkan ketka kita dalam keadaan sulit/ tertimpa musibah. Orang miskin lebih mudah bersabar dibandingkan orang kaya. Oleh karena itu harus bisa mengontrol diri
- Tdk sesuai dgn Hawa Nafsu Terkait dgn ikhtiar. Ketaatan merupakan lawan dr Hawa Nafsu, karena sebenarnya tabiat jiwa manusia tidak suka pada ubudiyah tapi lebih menyukai rubbubiyah.

2. Sabar dalam kemaksiatan
Hal ini juga terkait dgn ikhtiar manusia, seperti yang terdapat didalam Q.S. 16:90
,,Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran’’.
Namun kemaksiatan itu sendiri pada dasarnya sesuai dgn dorongan Hawa Nafsu.

3. Sabar dalam menerima cobaan
Point ini terlepas dari ikhtiar manusia. Dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ´´Sabar pada benturan pertama memiliki 900 tingkatan…“.
Sabar merupakan barang dagangan para Nabi. Dalam sebuah kisah Rasulullah menyuruh seorang ibu u/ bersabar atas kematian anaknya dimana ia meraung dan menangis menjerit. Namun ia malah berkata, “Engkau tidak mengerti kepedihanku“. Kemudian Rasulullah pergi. Dan salah seorang sahabat menegur ibu tsbt, ‘’Tahukah kau siapa yang barusan memberikanmu nasihat? Ia adalah Rasulullah’’. Kemudian ibu tsbt pergi mengejar Rasulullah dan mengatakan,’’Ya Rasulullah aku sabar, aku ridho’’. Tapi Rasulullah mengatakan,’’Sabar itu adalah pada benturan yang pertama’’.
‘’Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah melainkan ia mengucapkan Innalillahi wa inna illaihi roojiún’’ (H.R. Muslim)
Derajat Sabar ialah dgn tidak ada kebencian (tidak mempertanyakan) terhadap musibah yang menimpa. Sehingga yang harus ditampakkan adalah RIDHO, bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak-Nya. Sabar yang baik adalah bila orang yang tertimpa musibah tersebut tidak diketahui oleh orang lain (ia tidak mengumbar perihal musibahnya tsbt ke orang lain). Dan tidak dikeluarkan dari kata sabar apabila dgn linangan air mata.
Allahlah yang menurunkan penyakit dan memberikannya obat. Setiap penyakit diperlukan ilmu dan amal. Agama dan ilmu merupakan jalan keluar dari setiap permasalahan yang ada.
Cara memperkuat/menumbuhkan sabar:
- Bermujahadah (bersungguh-sungguh); dengan pengetahuan yang kuat akan memperkuat agama dan iman
- Melatih dorongan Agama u/ melawan dorongan Hawa Nafsu; diperlukan PEMBIASAAN, seperti pembiasaan pada anak kecil juga dgn kekuatan agama

SYUKUR

Dalam sebuah hadist dikatakan:
‘Sungguh aneh perkara orang mu´min, ketika diberi cobaan ia bersabar dan ketika diberi nikmat ia bersyukur`
Syukur berarti tidak hanya dalam hati mengakui tapi juga dalam ibadah dan amal perkataan.
Agar dapat bersyukur diperlukan:
1. Ilmu
2. Kondisi spiritual
3. Amal perbuatan
Pemberi segala nikmat adalah ALLAH, namun seringkali kita menganggap bahwa semua itu karena diri sendiri dan mengenyampingkan Allah. Bersyukur bukan tentang nikmat yang diberikan, tapi bersyukur kepada pemberi nikmat itu sendiri. Kita memberikan kegembiraan kita kepada pemberi nikmat akan nikmat tsbt. Namun seringkali syukur kita masih ditempatkan kepada nikmat & pemberian nikmat tsbt, bukan kepada ALLAH.

Jumat, 19 September 2008

JALAN PANJANG MENUJU RIDLO ILLAHI

Jalan bentang diantara dua bukit...
Penghubung dua tebing yang berbeda
Adalah pelintasan diatas jurang yang curam
Yang menyatukan dua sisi jurang yang bersebelahan

Engkau...
Dari bambukah...
Dari betonkah...
Dari kayukah...
Kau jalan bentang diantara dua tebing

Ku tak lihat dari apa kau terbuat
Ku tak Lihat seberapa kau jauh membentang
Ku tak tahu seberapa kuat engkau engkau tegak menjulang
Korbankan badan tuk satukan dua tebing yang berseberang

Engkau...
Berapa banyak terima kasih yang telah kau pegang?
Berapa kaki yang telah menginjak punggungmu?
Tuk lintasimu ukir sejarah hidup dengan sendu...

Jumat, 05 September 2008

ALBUM

Kamis, 28 Agustus 2008

Hanya untukmu

HARI JUMAT, adalah hari yang menurut aku adalah hari special, selain hari baik dalam agamaku (Islam) juga merupakan hari paling bersejarah dalam perjalanan asmaraku. Selama hampir satu tahun aku melakukan pendekatan pada seorang gadis (yang kini jadi tunanganku) banyak liku jalan terjal yang aku lalui, gimana tidak... dengan jedah waktu yang sekian lama aku hanya bisa mendekati dia hanya sebagai teman, padahal pada awal aku ketemu sama dia aku sudah ungkapkan keinginanku untuk menjadikan ia sebagai pasangan hidupku tapi ia tapi ia tak ingin cesepat itu dan tak ingin menjalin hubungan sejauh itu. ia lebih suka kalau hubungan ini hanya sebatas teman... meskipun ia mengakui bahwa ia dalam hatinya ia ada rasa yang sama tapi ia tak ingin ini rasa yang sebentar dan tidak utuh... aku hargai yang ia katakan karena aku juga tidak main2 dengan perasaanku ini dan aku tak ingin menjalin hubungan yang semu yang hanya di selimuti nafsu akan sesuatu. memang ku akui perjalanan perahu cintaku dah berlabu di beberapa pelabuhan, kurang lebih empat kali aku berlabu di dermaga pelabuhan cinta seorang gadis namun selalu kandas oleh ombak restu yang tak berpihak. beragam masalah yang memicuh perpisahan cerita asmaraku... kadang orang kedua yang hadir dalam kisah hubungan asmaraku, kadang penilaian terhadap sisi materi yang bisa dikatakan aku ini seorang yang hidupnya pas-pasan dan ada karena restu orang tua yang tidak dapat terpegang apalagi terjamah. Inilah sangatsedikit cerita yang mewarnai sedikit liku dalam perjalanan asmaraku yang akan menjadi pelajaran buat diriku dan kehati-hatian untuk mencari seorang pendamping hidup apalagi untuk menemaniku dalam perjalan di samudra dunia penuh fana dan tipu daya yang membutuhkan rekan yang siap berbagi dalam suka dan duka.
Aku berharap ini adalah pelabuhan kasih yang akhir tuk aku singgahi, karena aku sudah capek mengarungi bahtera samudra kasih yang menawarakan sejuta kebahagiaan yang terselimuti olah 'nasfu birahi' bukan karena tulus dari hati. Kini, ku ingin dia yang terakhir yang mengisi ruang dalam hatiku meski ia bukan yang pertama yang singgah dalam pelabuhan hatiku.

Selasa, 26 Agustus 2008

My Activity

Long Vacation

Sebuah perjalan akan banyak menemui rintangan, baik dari luar ataupun dari dalam diri kita. adalah terserah dan tergantung pada diri kita untuk menyikapi semua itu, apakah kita menganggapnya itu sebuah beban besar yang akan menghambat perjalanan hidup kita? atau kita menganggapnya sebuah ujian yang semua itu adalah sebagai proses untuk menuju pada sebuah perbaikan hidup yang lebih baik lagi (Proses pendewasaan)... jika demikian maka hidup yang kita jalani tidak akan terasa terbebani oleh semua itu, justru kita akan lebih semangat lagi dalam menjalani perjalanan hidup yang telah di sekenario oleh sang sutradara sejati pembuat cerita sempurna dalam alam semesta.
Hidup akan terasa berat jika menganggapnya sebagai suatu beban, hidup akan terasa ringan jika kita menganggap semua kejadia yang terjadi pada diri kita baik susah ataupun musibah sebagai ujian dan rencana tuhan tuk memberi kebaikkan setelah itu

The Moment on Outbon Stapa Center




Kamis, 12 Juni 2008

SEBUAH KISAH

HARI ini kesibukanku sama dengan hari-hari kemarin, ketika matahari menampakkan cahaya hangat yang terhiasi oleh benang kasih dan embun sejuk menempel pada rerumputan, itu adalah awal memulai segala bentuk aktifitas pada hari itu. Pagi tadi kesejukan dan bening embun pagi yang menetes dari ujun rumput seakan memanjakan aku dengan kesegarannya, pagi menyelimutiku dengan udara sejuk yang turun bersama dengan kabut pagi yang menghiasi. Adalah hal yang biasa kala pagi datang kuterbangun dengan sejuta beban rasa yang sealalu menjadi pemberat kala ku mau belalakkan mata tuk nikmati indahnya pagi, tulang rasanya ngilu dan punggung rasanya patah kala pagi menyapa dengan cahaya.

Dengan sedikit memaksa ku acuhkan rasa malas yang menyelimuti tuk nikmati dan rasakan sejuk embun pagi ini. Matapun terbelalak memenuhi panggilan sang surya, dengan kehangatannya ia tebarkan benang-benang kasih yang berjuta melalui sentuhan cahayanya. timur-barat, utara-selatan, adalah jalur yang selalu ia tempuh tuk beri kehangatan ke seluruh alam. Manusi, hewan, tumbuhan dan alam seluruh tak luput dari gandeng tangannya.

Waktupun telah berputar lebih jauh dan mentaripun mulai meninggi hingga empat puluh lima derajat da ini berarti cahayanya tak sehangat dekapannya pada pagi tadi. Aku memulai segala bentuk aktifitasku dengan berselimut panas-gerah dan debu yang berterbangan yang menggantikan selimut udara sejuk pagi hari, ku gerakkan kaki-tangan dan semua anggota badan tuk imbangi segala kesibukaanku, kaki melangkah telusuri jalannya waktu tuk meraup sedikit rizqi tuk sambung nafas jalani hidup ini. Tangan berayun imbangi langkah kala mencari nafkah, keringatpun menetes dan menggenang disela-sela cepitan tubuh yang rawan bau, mata beradu kuat dengan cahaya monitor yang sangat menyengat dengat kuat, otak berputar bak baling-baling kapal pesiar yang membawaku ke sebuah tujuan.

Matahari telah samapi diatas ubun kepala dengan sengatan terik yang menyiksa, ku langkahkan kaki dengan gontai tuk tapaki sebuah jalan terjal berliku penuh paku tuk menuju kesebuah peristirahatan dari prjalanan yang melelahkan. Di sebuah meja bundar ku duduk melipat tangan bak anggota dewan yang sedang bersidang, mereka ribut soal undang-undang yang semua itu tidak pro pada penghuni gubuk reot yang hampir tumbang. Ku memesan makan bak seorang raja tinggal tunjuk dan tinggal makan tanpa ingin tahu bagaimana makanan itu disajikan, rasa lapar membutakan ku dalam kenikmatan rasa dahaga melenakan aku dalam kesejukan hingga ku tak sadar jerit dan tangis kaum tragis yang busung lapar. Mendadak selerapun hilang kala datang seorang pengemis kecil dengan bermacam keluha yang mengadu, suara rintih nan lirih menusuk dalam hati, dan raut wajah yang kelam terbalut derita hidup yang memperihatinkan. Sontak dalam benak teringat masa ketika kecilku yang terlewati dengan sedikit indah (dibanding pengemis kecil itu), meski tak banyak bahagia yang dapat kurasa namun ku bersyukur jalan cerita kecilku tak sama dengan cerita pengemis kecil itu.

Tak terasa sejampun waktu berlalu habiskan masa istirahatku, kembali, ku bergulat dengan kesibukan yang hampir tak tentu dan membosankanku, beraduh pandang dengan cahaya monitor tajam yang menyakitkan. Otakpun kembali berputar bak baling-baling kapal pesiar dan melabuhkanku di tepi waktu yang memisahkan siang dan malam.

Sabda Hati

Bekenly

12 Juni 2008

Selasa, 10 Juni 2008

GELISA LAMA

Broo..
Mengapa permasalahan pelik itu masih belom ja selesai... aku pikir dengan jedah yang sekian panjang dan juga redupnya issue yang terjadi sama temen gw tu dah selese. aku baru tahu kalo masalah itu sampe pada orang2 senior. aku kira masalah itu hanya berkembang di tingkatan bawah, tapi aku salah... ternyata begitu kuat problem itu mempengaruhi sinergitas hubungan antara senior dan yunior. Aku ga' tau cerita yang aku dengar kemarin benar tentang sahabat gw tu pa ga'.....? Dalam benak tiba2 timbul pertanyaan2 yang aku jadi meragukan cerita yang aku dengar langsung dari temen gw tu..."Aku beneran ngga' ada hubungan apa2 dengan dia, kita hanya sebatas teman organisasi."itu yang pernah ia katakan pada gw.
Banyak cerita yang saling bertentangan danbertolak banget... cerita orang yang ga' tau dari mana mereka tau berita itu yang sangat memojokkan temanku itu, apakah itu sebagai bentuk nasehat, peringatan, atau bisa jadi karena ia benci banget ma temen gw tu. disisi lain omongan temengw dengan ekspresi wajah yang seakan akan memaksa gw untuk tidak termakan oleh issue dan kabar yang sedang berkembang selama ini tentang dia, ku ga tau pa ini benar atau ini adalah dari bentuk pembelaan yang dia lontarkan dan menarik simpati dari gw. gw bingung... pada siapa seberkas kepercayaan ini gw layangkan?karena gw ga mau terlibat dan masuk dalam lingkarankonflik yang seharusnya tidak terjadi seperti ini dan bisa di selesaikan secara kekeluargaan.
Setahun lebih gw ga lagi dengar tentang masalah pelik yang sempat dulu pernah melibatkan dan membawa nama gw dalam maslah itu.. untungnya gw sesegera mungkin untuk meklarifikasi masalah itu sehingga nama baikku tidak tercemar...
Broo...
Masa itu adalah masa yang sangat menguras pikiran dan otak gw tuk bagaimana konflik itu tidak berlanjut, karena secara tidak langsung akan membawa dampak yang buruk bagi institusi (organisasi gw) . meskipun permasalah itu adalah permasalah pribadi namun karena temen gw termasuk salah satu pengurus institusi yang menjabat di salah satu post yang sangat strategis secara otomatis nama lembaga akan terseret dalam permasalah itu.
Ibarat "nasi sudah menjadi bubur" masalah itu bergulir dan membawa dampak yang tidak baik bagi temen2 pengurus penerus, tapi gw berharap pada pengurus penerus agar bisa memperbaiki cintra organisasi yang sempat oleh permasalah yang seharusnya tidak terjadi dan bisa menjaga nama baik lembaga... GOOD LUCK....!!!

Senin, 09 Juni 2008

SUARA RAKYAT DARI GENANGAN LUMPUR

Karya Sirikit Syah

Dua tahun lalu
Kami dikejutkan semburan lumpur
di ladang persawahan kami

lumpur itu memasuki jalanan di kampung kami
lalu, hari demi hari
lumpur meluberi pekarangan,
ruang tamu, kamar tidur...
dan menenggelamkan rumah-rumah kami

pabrik-pabrik dan sekolahan-sekolahan tutup
orangorang kehilangan pekerjaan
anak-anak tercerabut dari pendidikan
dan kami mesti berimpitan
untuk meneruskan hidup

anak-anak dan para tetangga
mengintip, ketika kami bercinta
kami juga selalu bertengkar
berebut sejengkal tikar
nasi basi adalah menu sehari-hari
kami antri atau empat jam, lalu tak jadi mandi
karena air mampat

sementara itu, para pejabat dan konglongmerat terus berdebat:
'Tanggungjawab?tunggu putusan pengadilan" kata pengusaha
"Pemerintah tak bertanggungjawab, ini bukan bencana alam," kata pejabat

betapa sakit hati kam,
menyaksikan di layar televisi
para korban banjir jakarta mendapat santunan
wahai tuan-tuan,
"Banjir air bisa surut, banjir lumpur, pada siapa kami bertaut."

Di jalan Tol terputus,
dalam tenda darurat tempat tinggal kami,
kami tersengat aspalo melelh dan terbakar sinar matahri

mereka pikir
kami rakyat melarat
punya daya tahan kuat

dan dalam hening di malam hari
disela-sela ketiak tetangga dan bau kaki
kami terjaga dan terdengan dengkur dan desah birahi.

duh bumi pertiwi
sudah cukup hutan kalimantan dibabat jadi saban
dan gunung dipapua digali menjelma telaga
mengapa ditanah Jawa
yang penduduknya terpadat dudunia
orang masih tega merongrong buminya?
mengeksploitasi kekayaan anak cucu kita
mengeksploitasi, mengabaikan alam,
lingkungan, dan nyawa manusia

kentikam murkamu
kami nyaris tak sanggup lagi
hidup bagai benalu
tak punya masa lalu
tak pasti akan masa depan
wahai bapak pejabat,
konglomerat, dan wakil rakyat,
ingatlah bila engkau tidak becus
dineraka, engkau akan hangus

LAPAR

Karya Zawawi imron

Apa yang bisa aku lakukan saat aku dilanda lapar
Selembar daun keringkpun aku tak punya
Untuk mengusap perut agar aku tenteram

Sedangkan keempat penjuru angin
dari debu trotooar sampai telaga lumpur
ramai-ramai menendang nasibku

Harap dan kiamat berguling-guling dalam perutku
Menimbang "kasih"
Yang konon masih mekar di buku-buku

EMBUN

karya Zawawi Imron

Embun, tolong ajari aku bagaimana memandang darah
Sementara engkau begitu setia setiap pagi
Mengusap daun dan mengasuh rumputan

Pada usianya yang kesekian
Rambut bumi mengalami
Kusut dan kerontokan

Embun, jika engkai masih punya rasa kasihan
Mengapa aku masih rajin mengasah pedang
Menggosaok peluru dan kesekian kecurigaan?

Ajari aku untuk sempat membenci
Meniru pada sufi, atau sperti kupu-kupu
Yang tak punya waktu untuk merusak taman bunga

Minggu, 08 Juni 2008

TARIAN DI ATAS LUMPUR

Karya Zawawi Imron

Kecapi itu dipetik untuk sebuah kesunyian
Dipeluknya waktu dan debu yang bergetar
Pada ambang sebuah fajar.

Entah tergoda entah mengapa
Fajar sendiri bangkit enjadi ribuan sosok
yang menari diteluk lumpur.

Itulah tarian orang mabuk
Yang berlari, melompat, telentang
Sambil menjerit. Lalu diakhiri dengan sujud

Semua memasukkan tangan ke sumber lumpur
Ternyata yang dirogoh bukan apa-apa
Selain jantunmg mereka sendiri
Yang mulai mengeja makna surga

Dan kecapi itu tetap berkumandang
(meskipun hari sudah siang)
Meratapi sesuatu yang sebenarnya tak boleh hilang

Senin, 02 Juni 2008

KEKERASAN ITU...!!!

LAGI-LAGI kita di tontonan yang sulit di mengerti oleh pikiran waras kaum beriman yang berpancasil. Sekelompok orang brutal yang memamerkan kebengisan dan kekerasan kepadasesama bangsanya. Kali ini yang menjadi sasaran adalah sekelompok Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB).

Yang lebih memperhatinkan, terutama bagi kaum muslimin yamg memiliki nurani, mereka yang memamerkan keangkuhan dan keganasan itu berbusana ala nabi agung Muhammad SAW dan menggunakan label pembela Islam. Allahummahdihim. Semoga Allah memberi hidayah kepada mereka dan terutama kepada imam-imam mereka.

Mereka yang seperti kalap itu pasyilah orang-orang awam yang tidak begitu mengrti tentang Islam dan tidak mengenal Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tidak mengerti bahwa Islam adalah agama damai dn kasih sayang. Agama yang mengecam kezhaliman dan kekerasan. Tidak mengerti bahwa kanjeng Nabi Muhamad adalah seorang pemimpin yang bassaam, ramah, dan murah senyum.

Seperti mudah diketahui –kecuali oleh mereka yang tidak mengerti dan mereka yang tertutp hatinya karena takabur- Islam adalah Rahmatan lil ‘aalamin.

Yang diutus membawanya adalah seorang manusia pilihan yang paling beradab dan penuh kasih sayang. Nabi Muhammad SAW seorang nabi yang menurut penuturan sahabat Abdullah Ibnu Umar(diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Buchori,dan Imam Muslim), tidak kasar dan tidak pernah melampaui batas; nabi bersabda: “Inna khiyaarakum ahsanukum akhlaaqan.”(Sesungguhnya orang-orang terbaik diantara kalian merekia yang berahlak paling baik). Sahabat Ibnu Umar juga menuturkan (riwayat Imam Buchori) bahwa kanjeng nabi Muhammad SAW tidak kaku, tidak bengis, tidak suka bersuara keras dipasar, dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan, melainkan memaafkan dan mengampuni.

Tentang orang Islam, Nabi Muhammad SAW bersabda “ Almuslimu man salimal muslimuun min lisaanihi.” (HR Imam Muslim dari sahabat Jabir). “Muslim sejati ialah orang yang menjaga lisan dan tangannya sehingga orang-orang muslim lain selamat dari padanya.”

Mungkin mereka yang melakukan kekerasan itu sekadar wayang-wayang yang terbkar oleh provokasi imam-imam mereka. Mereka diyakinkan, misalnya, bahwa kelompok AKKBB atau antek-antek Yahudi dan Amerika.

Tapi , apapun alasannya, tindakan anarki dan kekerasan tidak dibenarkan baik oleh akal sehat, oleh Islam, dan ooeh Negara kita ini.

Negara ini adalah Negara hukum. Saya sungguh khawatir kekerasan-kekerasan yang terkadi seperti kemarin itu justru membuat konflik horizontal berkepanjangan yang ujung-ujungnya merugikan umat Islam sendiri, Islam dan Indonesia. Apalagi, “tensi masyarakat”sedang sangat tinggi. Karena itu, pemerintah –sebagai pihak yang paling utama bertanggungjawab mengemban amanat dan memiliki perangkat untuk menyelesaikan permasalahan seperti konflik horizontal ini- hendaknya segera bertindak sesuai wewenang serta sesuai dengan Undang-undang dan perturan yang berlaku di negeri ini.

Sementara itu, kaum muslimin sebagai mayoritas di negeri ini, terutama para pemimpin mereka –termasuk dalam rangka memperjuangkan prinsip mulia apa pun hendaklah tetap mengedepankan sikap tidak berlebih-lebihan, sikap kearifan, dan kesatuan seperti yang diajarkan dan dicontohkan pemimpin agung kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak justru mengikuti cara-cara munkar, yang seharusnya kita cegah. Semangat membela Islam dan amar ma’ruf nahi munkar, mestilah dialakukan dengan cara-cara islami.

Semoga Allah Menunjukkan kita ke jalan yang benar yang Ia ridhai.

Amin.A. Mustafa Bisri Mustasyar PB NU

(Jawa Post, Selasa 03 Juni 2008)

Salah Siapa...???

Kemarin dulu aku pernah berbuat satu kesalahan kecil dan sangat sepele bagi aku. tapi, apakah kamu mengerti bahwa dari kesalahan kecil itulah awal dari titik balik yamgterjadi pada diriku. Dari hal sepele itulah yang memberikan aku banyak pelajaran dan membawa aku kedalam perubhan yang sangat siknifikan, dan itulah di mulai awal dari kisah baru dalam kehidupannku... Pertama aku tidak yakin akan prubahannku ini , tapa lama-kelaam aku mulai banyak perubahan dan aku merasa perubahan itu semakin besar Frekuensinya dalam kehisupan ku.

Rabu, 28 Mei 2008

Cerita Pagi (Sabda Hati)

pagi brooo...
di pagi yang tersirami sinar mentari yang menaburkan berjuta-juta benang kehangatan kasih, pagi yang mengetuk pintu hati dengan beningnya embun yang sejuk tawarkan kesegaran udara pagi tuk di nikmati, pagi yang menebarkan kisah dan cerita seru yang tak mungkin terulang lagi esok hari, keindahan cahaya mentari pagi dengan cahaya keemasan yang menyelimuti, kehangatan sinar mentari dengan menebar benang-benang kehangatan kasih, kesejukan embun pagi dan beningnya embun pagi yang menyejukkan mata kala memandang, hilangkan kantuk kala tersentuh. Pagi... dengan keindahan yang kau tawarkan tuk kau bagi, seakan kau bawa aku dalam kehidupan dan tempat yang abadi, tempat yang selalu diidam dan dinanti oleh oleh mahluk yang hidup dibumi, yang inginkan hidup kekal dan abadi di alam surgawi.
Brooo...
Seandainya kau tahu bagaimana bahagianya aku pagi ini... pagi telah awali hariku dengan tampilkan sosok kasihku dengan begitu indah, dia tersenyum sambut aku dari ketidak sadarankuk dalam mimpi, di sambut ulur tanganku tuk di tuntun dan digandeng tuk tapaki dunia yang penuh tipu daya ini, diusapkan air surgawi diwajah ini tuk bersihkan kotoran yang selimuti aura wajah ini hingga terlihat indah mempesona. ia bisikkan satu kata sebagai penyemangat tuk lewati hari ini, aliran nafasnya mengalir dalang rongga telingaku kala ia bisikkan kata itu, merdu suaramau bak alunan lagu rindu nan syahdu, halus desah nafasmu mengalir disela-sela rongga pendengaranku hingga terasa dalam kalbu.
Pagi... ku harap cerita ini kau suguh tiap pagi kala ku buka mata tuk awali sebuah kisah yang kulakonkan dalam skrip cerita yang dibuat oleh Sang MahaSutradara abadi. ku harap peran dan cerita yang ku lakonkan selalu terkait dengan kisah cinta yang seru nan abadi bersama kekasih pujaan hati, cerita yang suguhkan kebahagiaan dan tebaran senyum dari nurani,
pagi... kuingin pagiku terhiasai dengan wajah kasihku yang terbungkus dengan senyuman manis dan tawa ria tanpa duka, karena di adalah asa, cinta tuk arungi kisah di dunia.

Selasa, 27 Mei 2008

Resah,Gelisa (Sabda Hati)

Hi, Broooo...
Gw hari ini ga bisa tenang, daripagi tadi gw kepikiran terus ama doi nich... bahkan gw tadi malam (26/05/08) ga bisa tidur sampai subuh... ntah napa tiap kali gw lagi selisi faham ma doi selalu kaya gitu... malamnya ga bisa tidur n ujung2nya gw jadi kepikiran.
Broooo...
tadi malam wajah doi kebayang terus, kuat banget... kayak lengket di selaput mata gw, otak gw kaga' bisa konsentrasi jadi sering ngelamun n termenung, sering menyendiri, suka marah2 yang ga tahu apa sebabnya (emosi gw ga stabil banget). semaleman gw ngelamun sesuatu yang sulit gw ngertiin n gw ngelamun sesuatu yang yang aku sendiri ga tau apa yang gw lamunin. perasaan itu tiba2 datang nyelinap n ganggu pikiran gw, makan gw kaga' enak mau tidur kaga' nyenyak pokoknya mau ngapa2in kaga' enjaoy banget brooo...
fren... lho tau kaga'...? berbagia macem cara dah gw coba tu' ngalihin perasaan ini, tapi tetep ja kaga' bisa... bahkan sampe malam ini gw masih di selimuti perasaan itu... gw kaga' tau marus ngapain makanya gw buka lho tu' hanya sekedar pengencoretin lho, curahin perasaan ini yang gw sendiri kaga' tau... hanya ini brooo yang bisa gw perbuat untuk ngalihin perasaan ini...
ya udah brooo... lain kali ja kita lanjutin n gw curahkan perasaan ini, thanks brooo...

Senin, 26 Mei 2008

Bodohkah Aku...??? (Sabda Hati)

Bodohkah aku???... aku ga tau harus ngomong apa tentang perasaan ini...aku bingung apakah ini karena rasa takberdayaku karena terlalu sayang padamu atau memang kebodohanku...??? Hati ini sakit kala kau tak mengerti akan maksudku tuk beri perhatian dan luapkan semua rasa sayangku padamu, ku ingin marah namun ku tak kuasa tuk lakukan itu... sayangmu, matamu, bibirmu, senyummu, sikapmu, perhatianmu, dan keberadaanmu disisi itu yang membuat ku tak bisa tuk sakiti hati.
Mungkin aku terlalu "Protect" padamu, tapi apakah itu salah jika ku inginkan hal yang terbaik bagi orang aku sayang??? aku rasa itu wajar... jika seseorang ingin memberikan perhatian yang lebih pada kasihnya... dan bisa menjadi orang yang berarti bagi kekasihnya???. Rasa pingin menjadi seorang hero dimata pacar adalah hal yang manusiawi, karena kiita pingin menjadi idola bagi orang kita cintai.
udalah... mungkin ini dah jadi nasib gw kaleeee...!!! hidup yang selalu harus mengalah dan selalu terselimuti oleh rasa sakit yang tak tampak dalam mata. Gw jadi ingat kata orang bijak..." Cinta adalah memberi bukan meminta", mungkin dari sini gw bisa instropeksi diri bahwa suatu pengorbanan itu ga perlu mengharapkan imbalan dari orang yang kita beri, jadi...yachhh kita harus siap ga dapet pujian, ga dapet pengertian & mungkin ga dapet apa yang kita inginkan..... (Siap-siap ja saben hari makan ati...heehee) Biar ja semua ini ngalir kaya air di kali (sungai) di sebelah rumah gw... biarkan terjadi secara alami mengalir sesuai hati dan ia bisa menjadi gede tanpa harus di paksa oleh gw.
OK Brooooo... mungkin dah dulu kita ngobrolnya... kita sambung lain waktu ja... dengan obrolan yang beda & tema yang sama tentang perasaan gw...hehehe...

Tanks my Friend

Minggu, 25 Mei 2008

Menuju Ridlo-Nya, Dalam Maghligai Cinta

Dirimu laksana rembulan
Bersinar pemberi terang
Kau hadir dalam kegelapan malam
Dengan cahaya dan kelip bintang

Malam purnama dalam kenang
Pemberi cerita seru nan riang
Cerita yang terajut dengan benang
Benang cinta-kasih dan sayang

Cintamu pembawa terang
Meski malam terganti oleh siang
Meski pagi datang menjelang
Cintamu tak kan putus dan hilang

Sayang.....
Kau terang dalam petang
Kau datang dalam hilang
Kau kasih penuh sayang

Cintamu terbentang....
Darisegala penjuru ia datang
Cintamu benang....
Srpihan cinta yang pernah hilang

kau hadir bak purnama yang terangkan gelap malam dalam gulita, gelappun kini terasa indah, gelappun terasa syahdu dan gelappun kini tak lagi menakutkan karena kau hadir ubah semua yang ada dalam senyap. Malam terasa bertabur intan kala kau hadir tuk beri terang pada gelap yang ada. Air berkilau laksana intan, malam bertabur bunga senyuman, dan malam bertabur cahya bulan yang terang temaniku tuk membayangkan wajah indahmu. Kini, malam terasa indah mempesona, karena bertabur bunga dan kelip bintang yang bercahya.

Selasa, 22 April 2008

LUNA ASMARA

Dirimu laksana rembulan
Bersinar pemberi terang
Kau hadir dalam kegelapan malam
Dengan cahaya dan kelip bintang

Malam purnama dalam kenang
Pemberi cerita seru nan riang
Cerita yang terajut dengan benang
Benang cinta-kasih dan sayang

Cintamu pembawa terang
Meski malam terganti oleh siang
Meski pagi datang menjelang
Cintamu tak kan putus dan hilang

Sayang.....
Kau terang dalam petang
Kau datang dalam hilang
Kau kasih penuh sayang

Cintamu terbentang....
Darisegala penjuru ia datang
Cintamu benang....
Srpihan cinta yang pernah hilang
B'Kenly

Jumat, 18 April 2008

ISTANA JERAMI TUK BIDADARI

Aku sadar gambar ini hanyalah rekayasa....
Namun ku berharap ini kan menjadi nyata
Adalah cinta ini...Sayang ini...Rasa ini...dan rindu dalam hati
Adalah nyata dan benar tiada terpungkiri.

Ini bukanlah sebuah mimpi dan juga bukan ilusi...
Ini adalah sabda hati untuk bidadari
Yang ku berharapa dia kan jadi permaisuri
Tinggal, menghuni istana berdinding jerami kasih.

Adalah do'a dan harapan yang suci...
Yang terungkap dengan sajak dan puisi
Tertulis dengan tinta warna pelangi
Yang menghias danau dalam hati...

Dengan tangan ini ku sambut tangan halusmu
Dengan tangan ini ku ukir nama dan wajahmu dalam hati dan selaput mataku
Dengan bibir ini kurangkai senyum untukmu
Dengan bibir ini kurangkai kalam pujiku

Teruntuk dirimu...
Sayang dan rinduku
Yang terpadu indah dalam rindu
Nantikan hadirmu, hiasi indah hari berlalu

Bekenly

Selasa, 08 April 2008

KARYA UNTUK DIRIMU HONEY







Ini adalah buah karya yang muncul bukan karena tiba-tiba
Ini adalah buah karya yang muncul karena dorongan jiwa
Ini adalah buah karya yang ada karena asa akan cinta
Ini adalah buah karya yang ku buat untuk seorang dara.

Tangannya tuntun aku tuk goreskan sebuah kata yang datang begitu saja
Mulutnya bisikkan rangkaian kata yang indah dan bermakna
Nafasnya mengalir dalam rongga telingga seakan berbisik tentang rindu yang membara
Nadiku mengalir atas nama cinta-kasih sayang dan ketulusannya

Cintanya membawaku pada bahagia yang sempurna
Bahagia yang jadi impian para kawula muda.
Karya ini teruntuk pada dia
Karya ini adalah wujud cinta darinya
Cinta yang akan terpegang dalam dada

Engkau adalah penerang dalam gulita
Engkau adalah sejuk dalam panas membara
Engkau adalah oase ditengah padang sahara
Engkau adalah padang sabana
Engkau adalah detak nadi dalam aliran darah.


B'Kenly

SEBUAH RENUNGAN

Aku yang tak tau harus memulai darimana alur cerita ini
Cerita yang sedang aku tapaki tuk mencari sebuah arti dan jati diri
Ingatan yang makin melemah tentang kisah yang pernah aku jalani
Kisah yang banyak bercerita tentang sedih nan perih.
Aku sadar manusia tidaklah pantas tuk berkeluh kesah
Terhadap apa yang sudah tercatat tuk dijalani dalam hidupnya
karena apapun yang kita rasa adalah terkandung arti dan hikma yang tak terduga
Manusia memeng tercipta dengan sempurna
Dibanding dengan mahluk tuhan yang ada dalam semesta
Tapi apakah mereka sadar dengan kesempurnaannya terkandung banyak kelemahan?
Sangat jarang dan bahkan 'tidak pernah'
Karena mungkin sudah menjadi sifat manusia
Yang selalu kurang terhadap apa yang ia punya
Itulah yang membuat mereka jadi tega dan berbuat sesuatu yang hina
Sesuatu yang seharusnya menjadi berkah
Tapi malah menjadi bencana yang menyiksa
Beruntunglah bagi orang-orang yang bisa mensyukuri atas nikmat-Nya
Mahu bersabar dengan segala uji dan coba
Mahu mengambil hikma dari segala perkara
Yang nantinya bisa membawa tenang dan ketentraman jiwa
Yang selalu ingat kepada tuhan baik suka dan duka
Ingatlah....
"Lainsyakartum laaziizannakum walainkafartum inna adzabila syadiid"

Minggu, 06 April 2008

NARASIKU

Apa, Bagaiman dan Bisakah???

Aku adalah pemuda yang banyak mengalami ketidak beruntungan dalam soal asmara, seja pertama kali aku mengenal istilah dan perasaan cinta tidak pernah aku rasakan dan ku temukan ketenangan dalam jiwa. Cinta yang kadang orang mengidentikkan dengan bahagia yang kadang juga orang mengidentikkan dengan keindahan, tapi dalam diriku aku tak menemukan hal itu. Lama aku mengarungi daratan kasih yang tiada bertepi namun yang ku temukan adalah ilusi dan mimpi yang tak pasti. Lelah kakiku melangkah tuk tapaki dan mencari sebuah arti yang selalu menggangu dalam hati...Apa itu cita suci? Siapakah itu cinta suci? milik saiapkah cinta ini? banyak hal membuat aku jadi menyendiri tuk renungkan dan berfikir mencari jawaban dari kegelishan akan arti semua ini.
Jauh sudah waktu menggandeng tangan nasib ini tuk arungi dunia yang tiada punya belas kasih bagi insan yang sedang patah hati, rasa dan gairah tak lagi sesemangat ketika aku masih kecil dan tak mengerti apa cinta dan rasa sakit dalam hati. Hati banyak di hinggapi rasa iri terhadap dunia yang sebenarnya sangat menipu dan sesuatu yang hina dan keji. Mata teriritasi dengan segala hal maksiat yang tak terasa mengotori pemikran dan hati yang dulu tak ternodai. Telingga tak lagi bisa mendengar seruhan dan sabda alam sebagai risalah dari yang MahaKasih dan Memiliki semesta alam dan segala isi. wajahku yang kini tak tersinari oleh cahaya yang pernah melekat ketika manusia masih bayi, kini suram hampir padam tertutup dosa-dosa yang semakin hari semakin tak terbatasi.
Aku binggung..... dan kadang aku termenung dalam ruang dan gedung, jiwa ku yang selama ini terapung, mengharap ada sesosok malaikat ataupun sesuatau yang bisa membawa jiwa ke daratan nyata dan sempurna tempat orang-orang yang terselimuti oleh cahaya dari surga.
Aku....yang tak lagi memilki jiwa yang murni, pikiran yang jerni dan langkah yang pasti. aku yang tak lagi meiliki semagat dalam diri dalam raih asa dan cinta kasih terjebak dalam dunia yang penuh dengan frustasi. wahai engkai yang Maha Meiliki, Maha Pengasih,Maha pencipta alam dan seisi....pantaskah ku memohon tuk sucikan jiwa bagi insan ingat dan merasa hidup dan bernyawa, tuk jernikan pikir bagi insan yang gunakan otak untuk memikir dan murnikan segumpal daging yang jadi kemudi pada setiap insan yang mengaku punya hati. darah semakin membeku dan nadi semakin tak melaju karena banyak sampah yang tergiling dalam lambung perut yang tak kenal harta simiskin dan hak si yatim. diriku yang nista dan bernoda


B'Kenly