Rabu, 28 Januari 2009

Memperlakukan orang lain dengan ketulusan

Ketulusan adalah sesuatu yang gemerlapan dan tembus pandang (transparan), dia tidak seharusnya mengandung unsur lain apa pun juga. Ketulusan juga merupakan semacam tindakan yang mulia. Jika motif ketulusan kita ini adalah berharap mendapat balasan ketulusan dari orang lain, maka tindakan itu sendiri merupakan tindakan yang kurang tulus.


Kebalikan dari ketulusan adalah kemunafikan


Karena suatu ketulusan, kadang bisa membuat keuntungan yang seharusnya kita peroleh berubah menjadi kerugian, walaupun demikian, ketulusan akan membuat lubuk hati kita yang terdalam mendapatkan suatu ketenteraman.

Sebaliknya, kepalsuan (kemunafikan), terkadang bisa membuat kita mendapatkan keuntungan atas kerugian orang lain, walaupun demikian, di dalam lubuk hati kita yang terdalam tidak akan bisa tenteram.


Ketulusan tidak perlu di gembar-gemborkan dengan orang lain


Jika orang lain bisa memahami ketulusan hati yang kita berikan, maka meskipun kita tidak mengatakannya, orang lain itu akan tahu. Jikalau orang lain tidak bisa memahami ketulusan hati kita, dan kita berusaha untuk menerangkan maka acapkali bisa membuat persoalan menjadi semakin runyam.

Kadang kala, kita tertipu oleh orang lain, saat itu kehidupan dengan gamblang akan memberitahukan kepada kita, “Apa dan bagaimana ketidak-tulusan itu.” Namun ia bukan hendak memberitahukan kita, “Harus mencampakkan ketulusan.”


Apa ketulusan itu?


Yang pertama adalah tidak menipu orang lain, yang kedua adalah jangan sampai ditipu oleh orang lain, jika kita bisa memegang kedua prinsip tersebut di atas, maka secara garis besar kita bisa menjadi seorang manusia yang mempunyai jiwa terbuka, berterus terang dan sekaligus penuh martabat.

Menjadi seorang manusia yang berhati tulus, kita akan merasakan sangat santai dalam jiwa dan raga, tak peduli apa pun yang terjadi. Dan seseorang yang munafik atau penuh dengan kepalsuan, dia acapkali akan merasakan kecapaian dalam batin, dipenuhi dengan kedengkian hati, selalu merasa tidak puas atas apa yang dimiliki.

Dengan selalu hidup dengan kesantaian hati, maka kita akan bisa terus-menerus dikelilingi oleh semacam suasana kegembiraan, dan dengan hidup yang kecapaian, kita akan terus-menerus diserang dan diselimuti oleh suasana hati yang kecewa, putus asa.

Ketulusan bagaikan air danau yang anggun berkilau. Tenteram, tidak mengejar nama dan kepentingan, dan indah. Kadang kala dia bisa mendapatkan serangan dari batu dan pasir, tetapi, dia akan mengandalkan kemampuannya untuk memurnikan diri sendiri, dan dengan cepat dia bisa membuat kotoran-kotoran itu mengendap, bisa tetap mempertahankan kecerahan wajahnya.

Seandainya saja, setiap orang di dunia ini masing-masing mau berusaha menjadi air danau yang anggun berkilau, dapat mempunyai sifat hati yang benar-benar tulus, tidak ego dan selalu berpikir demi orang lain, maka bisa kita bayangkan akan betapa indah dunia ini jadinya. (Mingxin.net/lin)

Tidak ada komentar: